Kesan negative apabila anak kecil dimarahi




السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ

Kesan negative apabila anak kecil dimarahi

Sekali membentak memarahi anak, sejuta sel otak anak ‘rusak musnah’ ! 

Tahukan Anda di dalam setiap kepala seorang anak terdapat lebih dari 10 trilion sel otak yang tumbuh. Satu bentakan atau makian mampu membunuh lebih dari 1 juta sel otak saat itu juga. Satu cubitan atau pukulan mampu membunuh lebih dari 10 juta sel otak saat itu juga. Sebaliknya 1 pujian atau pelukan akan membangun kecerdasan lebih dari 10 trilion sel otak saat itu juga.”

Hasil penelitian Dr Lise Eliot (Professor in the Department of Neuroscience at the Chicago Medical School)  berkesimpulan pada anak yang masih dalam pertumbuhan otaknya yakni pada masa golden age (2-3 tahun pertama kehidupan), suara keras dan membentak yang keluar dari ibu bapa dapat mematikan sel otak yang sedang tumbuh. Sedangkan pada saat ibu sedang memberikan belaian lembut sambil menyusui, rangkaian otak terbentuk indah.

Penelitian Dr Lise Eliot ini sendiri dilakukan sendiri pada anaknya dengan memasang kabel perekam otak yang dihubungkan dengan sebuah monitor komputer sehingga bisa melihat setiap perubahan yang terjadi dalam perkembangan otak anaknya.
“Hasilnya luar biasa, saat menyusui terbentuk rangkaian indah, namun saat ia terkejut dimarahi, rangkaian indah menggelembung seperti balon, lalu pecah dan terjadi perubahan warna. Ini baru dengan satu teriakan,” ujarnya.

Dari hasil penelitian ini, jelas pengaruh marah terhadap anak kecil sangat mempengaruhi perkembangan otak mereka. “Makanya, kita harus berhati-hati dalam memarahi anak,” Tidak hanya itu, ianya juga mengganggu fungsi organ penting dalam tubuh seperti hati, jantung dan lainnya.

Teriakan dan Bentakan menghasilkan gelombang suara. Ya, hampir semua orang mengetahui itu. Yang tidak diketahui ramai adalah, bentakan yang disertai emosi seperti marah menghasilkan suatu gelombang baru merosakkan sel otak anak kecil.Kesan  kerosakan pada sel-sel otak akan lebih besar pada anak kecil yang dijadikan sasaran bentakan ini seperti penderaan. Pada remaja dan orang dewasa kesan kerusakan  tidak seteruk pada anak kecil.

Efek jangka panjangnya dapat dilihat pada orang-orang yang sering mengalami bentakan di masa lalunya. Mereka lebih banyak pasif serta termasuk lambat dalam memahami sesuatu. Orang-orang ini biasanya mudah terikut emosi negatif seperti marah, panik atau sedih. Mereka biasanya seringkali mengalami stress hingga depresi dalam hidup, karena kesulitan memahami pola-pola masalah yang mereka hadapi. Semuanya akibat dari sel-sel otaknya kurang aktif  dari yang seharusnya.

Oleh karena itu, sebagai ibu bapa, pendidik, ataupun orang yang dewasa dari ‘mereka’, sebaiknya memilih sikap yang lebih kreatif dalam menghadapi tingkah anak kecil yang nakal. Seringkali ibu bapa bukan mencegah, mengarahkan, dan membimbing sebelum kesalahan terjadi. Seharusnya ibu bapa mempertimbangkan tingkat perkembangan otak anak, sebelum membuat aturan. Jangan menyamakan anak kecil dengan orang dewasa. Ibu bapa hendakla mengetahui bahwa dunia anak kecil jauh berbeza dengan orang dewasa. Dunia mereka penuh dengan imaginasi dan kreativiti. Jadi, ketika menetapkan apakah perilaku anak kecil dinilai salah atau benar, patuh atau melanggar, jangan pernah menggunakan tolok ukur orang dewasa.

Harus diakui, ibu bapa yang habis kesabarannya sering membentak dengan kata-kata yang keras bila anak-anak menumpahkan susu di lantai, terlambat mandi, mengotori dinding dengan kaki, dan sebagainya. 

Sikap ibu bapa tersebut seperti  sikap polis menghadapi penjahat. Sebaliknya, ibu bapa sering lupa untuk memberikan perhatian positif  seperti kata pujian atau pelukan penghargaan ketika anak mandi tepat waktu, menghabiskan susu dan makanannya, serta menyimpan dan mengemas mainannya. Padahal pekara ini seharusnya dibuat, antara perhatian positif dan perhatian negatif harus seimbang tetapi perhatian yang positif perlu diutamakan. Agar kita dapat membentuk sifat keyakinan diri pada anak kecil, dan mereka sendirinya akan merasa seronok untuk patuh kepada ibu bapa.
Oleh itu selalula memberi pujian tulus dan pelukan kasih sayang kepada anak-anak kita, agar anak kita bijak dan berjiwa penuh kasih sayang.


Pelukla mereka dan katakan  “Sayang Baby, Sayang Mama, Sayang Abah”


(Dr Lise Eliot, a graduate of Harvard, received her Ph.D. from Columbia University. She is Associate Professor of Neuroscience at The Chicago Medical School of Rosalind Franklin University of Medicine and Science. The mother of two sons and a daughter, she is also the author of What's Going on in There? How the Brain and Mind Develop in the First Five Years of Life)

Post a Comment

0 Comments